Sabtu, 08 November 2014

BRUMBUN

Keberadaannya yang tersembunyi membawa daya tarik tersendiri. Lokasinya dekat dengan rumah, setidaknya dapat dicapai dalam 20 menit jalan kaki. Melewati rumah-rumah penduduk yang tidak seberapa banyak pada 5 menit pertama. Setelahnya, ladang bertanah cokelat retak akan menyambut di kiri-kanan jalan. Iklim di sana panas, namun selalu berangin. Jadi tak masalah jika berangkat siang hari demi mengejar panorama yang lain dari biasanya.

Lima menit setelahnya, menapaki sepetak sempit jalan buatan tempat lalu-lalang petani lokal. Lalu membelah ladang di mana pohon kelapa pinang berbaris di sisi kiri. Jika beruntung, akan ada beberapa ekor tupai yang tertangkap netra, bergelayut di sela buah kelapa berkulit hijau yang menggoda. Bahkan jika bertemu pemilik ladang, pasti diijinkan untuk memetik satu-dua butir kelapa untuk bekal setibanya di tujuan. Gratis!

Lima menit berikutnya adalah menit penuh tantangan. Jalan yang tadinya mulus lempang dan lapang, kini menciut. Diapit terjal batu gunung di kiri, dan tegal yang menjorok ke bawah bagai jurang dangkal di kanan. Jangan abaikan juga batu cadas runcing yang harus ditapaki. Tak perlu memperlambat langkah. Cukup tingkatkan kewaspadaan. Dan pastikan untuk benar-benar berhenti jika ingin memandang berkeliling. Karena jika mengumbar pandang sambil tetap berjalan di lokasi ini, bisa jadi kaki-kaki akan menapak di retakan batuan yang bisa menggelincirkan. Dan rasanya pasti menyakitkan!
Sejujurnya, ada banyak hal indah di lokasi ini. Bunga-bunga liar, suara kumbang, derik ranting bergesekan, kicau burung bersahutan, batu-batu gunung yang berukiran rumit akibat ulah panas dan hujan, dan lainnya. Namun, tak apalah melewatkan nuansa itu sejenak. Demi mengendus aroma amis di depan sana, dan warna biru yang berbeda dengan biru langit berbatas horison yang mulai tampak di celah gunung. Segera percepat langkah, maka tibalah di hamparan ladang paling tepi. Ada gubuk mungil beratap jerami di sana, sekedar untuk menghela napas atau minum barang seteguk.

Sudahkah usai perjalanan? Tentu belum! Ada celah sempit di antara rimbunnya tanaman pandan duri raksasa, jalannya menurun dan berlapis pasir sehingga menjadikannya licin. Berhati-hatilah, jangan sampai berpegangan pada daun pandan yang berduri itu!

Setelah rimbun pandan tersibak, masih ada sedikit tantangan. Bongkah-bongkah batu putih raksasa, yang harus dilompati sekian langkah demi mencapai ia yang dicari.

Aroma amis segar, debur riang namun ganas di tepian, juga karang menjulang di mana walet bersarang. Dialah pantai Brumbun. Pantai mungil, garis pantainya tak lebih sepanjang satu kilometer. Pasir putihnya landai, ada ceruk gua dangkal pada dinding gunung yang membatasi, ada pula kolam-kolam berbatas batu karang yang menampakkan ikan-ikan kecil berlarian di dalamnya. Atau sehamparan ganggang cokelat pipih yang melambai oleh sapuan ombak. Atau sebaris landak laut yang mencengkeram dasar karang, dan bintang mengular yang menyembulkan juntai kaki berdurinya di permukaan pasir. Semuanya bisa ditemukan ketika laut surut di kala fajar atau senja hari pada beberapa waktu sebelum hingga sesudah bulan purnama.

Berangkat kala fajar tentu menyulitkan, karena itulah berangkat siang menjadi pilihan. Kerjakan dahulu shalat Ashar sebelum memutuskan untuk bermain air, berenang, mencari rumah kerang, atau sekedar duduk menikmati air kelapa muda di ceruk gua sambil mengambil beberapa jepretan gambar.

Setelah hari meredup, matahari mulai tergelincir di celah pepohonan, segeralah berkemas pulang. Boleh, membawa setangkup pasir, sestoples binatang laut, atau seplastik ganggang. Namun jangan tinggalkan sampah, bungkus makanan, botol bekas minuman di sana. Dia telah memanja hatimu dengan keindahan dan kedamaian. Karena itu berterimakasihlah dengan menjaga kebersihannya. Dan jangan membayangkan bagaimana perjalanan pulang karena itu akan membuat enggan, ^^.

Datanglah lagi lain waktu, semoga ia senantiasa terjaga, seindah potret yang kau simpan di memori ponselmu.

Pantai Brumbun, Gunungkidul
Jogjakarta

Rabu, 17 September 2014

Path of my Patch

Malas itu seringkali mewujud dalam berbagai bentuk. Kadang menggelayuti telapuk mata sebagai kantuk. Di lain waktu menjadi palu yang mematuk-matuk hingga kuping berdenging. Saat yang lain lagi, ia menjelma kipas dan segelas es teh yang tampaknya begitu menggiurkan dinikmati sambil ongkang-ongkang kala panas cuaca meradang.
Pokoke kalau sudah terjangkiti salah satu atau lebih gejala di atas, alamat pekerjaan tersingkir,,, dan godaan untuk bersantai berlama-lama pun menghampir...
Duileee, puitis g sih saya???
Yang jelas, saat rasa malas itu hadir, saya hanya bolak-balik istighfar, baca ta'awudz dan nggremeng,"Just do it... just do it... just do it..." tapi sambil do it beneran, bukan sekedar ngedumel kaya dukun.
Dan, alhamdulillaah, jadilah.


Masih belum bener2 jadi sih, tapi setidaknya saya doing something, bukan mlongo sambil inhale-exhale berulang kali...xixixi.

Ini patchwork pertama, yang saya jadikan pembuka jalan (path) kala kegalauan melanda.
Kalau kamu, ngapain???☺

Rabu, 03 September 2014

Sajadah Ajaib

Menjelang ujian skripsi, saya kepikiran lagi, bingkisan yang tepat untuk kedua dosen pembimbing saya yang baik hati. Teringat bahwa beliau berdua masih memiliki bungsu usia balita. Bagaimana dengan edutoys, atau quietbook...?
Ah, sajadah mini saja deh. Dan seperti biasa ide usil lain ikut nyempil. Jadilah sajadah 'ajaib'. Bisa jadi sajadah, tas TPQ, infaq pouch, bahkan playmat-karena item di dalamnya moveable.
Aneh ya... playmat sekaligus praymat. Pesan yang ingin saya sampaikan bukannya sholat sambil bermain... melainkan "Sekalipun sedang bermain, jika mendengar adzan berhentilah dan segera kerjakan sholat!"
Thats all.☺


Yang ini tas untuk Shiddiq, untuk Rasyid masih dalam proses


Ada kantong dalam dengan resleting sehingga barang bawaan tersimpan dengan aman


Strap velcro dengan aplikasi dompet infaq berbentuk boneka anak laki-laki yang bisa dilepas

Semoga dengan bingkisan ini dapat membuat dosen saya tersenyum, karena putra-putra beliau jadi semangat sholat dan TPQ. Aamiin...☺

Kamis, 28 Agustus 2014

Wall Deco "I♥Read"

Produk ini termasuk produk 'kêmêcêr' juga. Ternyata membuatnya sangat menyenangkan dan adiktif. Menggunakan spanring yang biasa dipakai ketika menyulam, kain perca subsidi tetangga, dan flanel tentu saja. Selain sebagai hiasan dinding, saya ingin hiasan ini menjadi reminder dan supporter juga. Bahwa saya dan keluarga membutuhkan buku dan mencintai mereka, terutama Al-Qur'an. Figur di sini, tentunya saya maksudkan sebagai Husaam. Kala sedang megang buku, biasanya dia akan langsung berceloteh sambil manyun-manyun lucu. Seneng liatnya... ^^…

Sayangnya, saya masih belum bisa menentukan kata-kata yang pas untuk mengisi space yang kosong di sebelah kiri atas.. makanya saya biarkan kosong saja dulu, sambil menanti usulan dan saran teman-teman, hihi






Hasil akhirnya seperti ini ☺

I♥read

Kamis, 14 Agustus 2014

'KeMeCeR' fabric basket

Hehe....cengéngésan sembari nulis judul postingan.
Kêmêcêr itu adalah ungkapan jawa untuk menyebut 'pingin bingits'. Karena memang, saya sudah lama kepincut dengan fabric baskets yang dibuat oleh para crafter. Dalam bayangan saya, keranjang kain selain sifatnya fungsional juga unyu untuk memberi aksen interior rumah. Tadinya ingin membuat keranjang gantung. Tapi karena tidak mempunyai ide mau ditaruh di mana, sementara jadi keranjang portabel dulu.
Oiya, karena saya belum punya mesin jahit, 100% keranjang ini adalah handstitched. Jadi proses pembuatannya haruslah sangat simpel dan tidak menguras stok kesabaran, (dan praktiknya memang begitu) hehe.

 
Ups, itu si Huhu, maskot craft saya... paruh dansatu kakinya copot ditarik Husaam. Di sampingnya ada singa si Umar..^^

Ssst... keranjang ini belum selesai, tepi atasnya belum dijahit. Kelihatan ndak sih?

Yuk mari, ngintip di sini biar ikutan kêmêcêr... hihi

Rabu, 13 Agustus 2014

Discontinued

Banyak PR menanti untuk digarap.

Sebenarnya bukan discontinued sih, toh masih greget untuk lanjut. Tapi belum nemu judul yang apik, hehe

Rabu, 04 Juni 2014

Botol Harta Karun

.Sebenarnya sudah sejak lama pengin membuat mainan ini, tapi baru kemarin bisa saya kerjakan. Main an ini disebut Hush bottle, I spy bottle, sensory motor bottle. Prinsipnya sederhana, yaitu mengasah koordinasi mata anak dengan meminta mereka menemukan suatu objek yang bercampur dengan objek lain.
Sebenarnya sya ingin membuat yang seperti ini atau ini.

Kamis, 15 Mei 2014

ABG Kondangan ^^

Di masa saya masih kanak-kanak, baju batik masih merupakan busana formal dengan momen pemakaian yang terbatas semacam hajatan, kondangan, dll. Namun kini, batik semakin populer dan menjadi busana yang lumrah dikenakan pada berbagai even.

Selasa, 13 Mei 2014

CapBle Holder--Metamorfosa si Tutup Galon

Salah satu hal yang saya syukuri di dunia kreasi adalah banyaknya crafter yang peduli akan lingkungan dengan menerapkan recycle-reuse pada karya mereka. Seperti jamak diketahui, bumi kita nyaris menjadi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) lantaran banyaknya sampah yang sulit terdegradasi oleh mikroba pembusuk dalam tanah. Tak hanya 'menghiasi', sampah-smpah tersebut lama-kelamaan ternyata meracuni tanah dan apa-apa yang ada di permukaan maupun di dalamnya. Lumayan ngeri juga, membayangkan kondisi yang akan dihadapi anak saya kelak jika sampah-sampah tak terolah sebagaimana mestinya. Miris....

Rabu, 16 April 2014

Trash to Beauty

Ceritanya, saya sedang jerawatan. Mungkin karena pengaruh hormonal. Jerawat yang sebelumnya belum sempat sembuh, hari ini muncul jerawat baru. Di sisi lain, penyakit lama saya kambuh--jarang membersihkan wajah. Lengkaplah sudah alasan bagi para jerawat untuk meramaikan muka saya.
Ceritanya lagi, saya masih menyimpan beberapa cup styrofoam bekas mie, oleh-oleh dari bibi suami yang berjualan di tempat wisata pemandian Cokro, Klaten.
Cerita yang lain lagi, beberapa waktu lalu si Abi mendapat bingkisan kemeja batik lengan panjang. Karena abi bukan tipikal formal, dipermaklah kemeja tersebut dengan memotong lengannya (jadi kemeja lengan pendek). Bagian potongannya kemudian saya manfaatkan.
Dan sebagai pelengkap cerita, ternyata saya masih mempunyai stok flanel hijau lumayan banyak dari 'kebun najma playmat', jadi saya manfaatkan juga.

Semua cerita di atas kemudian berkolaborasi dalam keusilan semalam yang berbuah cuPouch ini


Senin, 14 April 2014

Raaid, the Explorer

Bismillaah.. Alhamdulilaah..
Beberapa hari sebelum 17 April. Banyak hal menakjubkan yang saya alami dalam menjalani peran saya sebagai Ibu. Di mana terkadang, saya merasa bahwa saya bisa mengambil banyak pelajaran dari pendekar cilik saya Husaam. Belajar untuk gigih, pantang menyerah, bersabar, dan belajar mengasah keingntahuan akan hal-hal baru.
Husaam nemu undur-undur laut di ceruk batu Pantai mBrumbun

Jumat, 11 April 2014

SAPA HATI: My Lovely Wonderful Place to Keep My Little Piece Heart Calm...

Abaikan saja judul di atas, dan alihkan pandangan Anda ke gambar berikut
Ini adalah foto asli, tanpa editan SAMA SEKALI! Dan dengan kebanggaan level wahid saya serukan bahwa Pantai di Atas Berlokasi di Tempat Tinggal Saya!!

Kamis, 13 Maret 2014

PENCIL CASE and Its Master

Bismillaah, kembali ke keusilan saya yang lain. Emm, sebenarnya tidak termasuk usil juga sih. Tempat penssil flanel termasuk jenis craft yang lazim diproduksi oleh flanel crafter. Tapi, agar sedikit 'bernyawa' tempat pensil kali ini ada 'penunggu'-nya. Ups.. tentu saja bukan penunggu dari kalangan demit atau lelembut. Tapi penunggu yang unyu ini...
(Maap yach.. resolusi gambarnya ajaib banget). Penunggu tempat pensil di atas namanya Ammar dan Inas. Inas sudah kelas 5 SD, dan Ammar kelas 3 SD (postur-nya kurang sesuai ya, harusnya lebih besar si Inas).

Sabtu, 18 Januari 2014

'Kebun Najma' Playmat

Tetangga saya mau pindahan dalam waktu kurang dari 8x24 jam lagi. Padahal putri sulungnya, Najma (2,5 tahun), adalah fans berat saya <<pede bener>>. Dia selalu neriakin nama saya tiap kali liat saya lewat di depan rumahnya... Dan karena saya ingin selalu dikenang oleh Najma, saya muter otak untuk nyari bingkisan yang berkesan buat dia. Daaaann... saya putuskan playmat ini sebagai pemenangnya!! plokk..plok..plok...

Selasa, 14 Januari 2014

pUndUng...

          Subhaanallaah, saya ngelus dada--antara takjub dan ngenes-- takjub karena saya nemu buannyyyaaak emak-emak blogger yang ajaib, dan ngenes karena saya merasa kualitas saya jaauuuhhhh banget dari belio2.
          Ada emak cantik yang eksis dan menginspirasi lewat bog halal-nya, ada emak dahsyat yang mendedikasikan dirinya untuk pendidikan putra-putrinya, ada emak kreatif yang menumpahkan mainan edukasi di blog-nya, dan emak-emak dahsyat yang lain lagi.
          'Alaa kulli haal, di balik segala ke-ngenes-an saya (halah), saya bersyukuuurrr banget bisa dapat manfaat sekian bayak dari blog2 blio,, an tulisan ini ditutup dengan tekad membara to be better me