Rabu, 16 April 2014

Trash to Beauty

Ceritanya, saya sedang jerawatan. Mungkin karena pengaruh hormonal. Jerawat yang sebelumnya belum sempat sembuh, hari ini muncul jerawat baru. Di sisi lain, penyakit lama saya kambuh--jarang membersihkan wajah. Lengkaplah sudah alasan bagi para jerawat untuk meramaikan muka saya.
Ceritanya lagi, saya masih menyimpan beberapa cup styrofoam bekas mie, oleh-oleh dari bibi suami yang berjualan di tempat wisata pemandian Cokro, Klaten.
Cerita yang lain lagi, beberapa waktu lalu si Abi mendapat bingkisan kemeja batik lengan panjang. Karena abi bukan tipikal formal, dipermaklah kemeja tersebut dengan memotong lengannya (jadi kemeja lengan pendek). Bagian potongannya kemudian saya manfaatkan.
Dan sebagai pelengkap cerita, ternyata saya masih mempunyai stok flanel hijau lumayan banyak dari 'kebun najma playmat', jadi saya manfaatkan juga.

Semua cerita di atas kemudian berkolaborasi dalam keusilan semalam yang berbuah cuPouch ini


Eh? Eh? Eh? Hubungan semua cerita di atas tuh apaa???


Ehm, begini alurnya.
Saya pikir, jika kosmetik basic saya pisahkan dari kosmetik lain, lalu menempatkannya di wadah yang unik dan provokatif maka  saya akan bersemangat untuk dandan--atau minimal rajin bersih-bersih wajah.
Karena itu saya putuskan untuk membuat wadah ini dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada, dan terutama recycle limbah yang saya punya (go green ^^). 
Untuk badan pouch saya memakai flanel, dengan closure dari sisa kain batik yang dimodel serut agar 'berasa manis'. 

 Dan agar terkesan portabel, saya tambahkan handle dari flanel juga. Sayangnya saya kurang perhitungan, jadi handle-nya dijahit di luar. Padahal mungkin akan lebih rapi kalau dijahit di dalam sebelum menggabungkan badan pouch dengan closure-nya. Bagian 'pantat' juga ditutup flanel.


Sebagai provokator, saya tempelkan aplikasi dahsyat bin ajaib ini.

Untuk tes kelayakan gambar, saya tanya ke abi.
"Abi tau ndak ini bentuk apa?"
Abi merengut, lalu menyipit, dan dengan terseret menebak, "Be..ng..es?"
"Binggooooo!!" jawab saya.
Naah, abi yang minim info pun tahu kalau aplikasi yang saya buat adalah bentuk benges/ liptick. Artinya gambar saya terbilang 'normal', hehe (tadinya mau menyulam gambar bibir tapi ngeri sendiri, hihi).
Aplikasi saya sulam pada flanel cokelat (tadinya pengin saya jahit jelujur saja agar cepat selesai, tapi penasaran juga dengan hasilnya jika disulam^^). Jadinya carut-marut ><....
Sebagai pelengkap provokasi, saya tambahkan kata "C'mon"  alih-alih "Dandan yuuk!!" atau "Apply me!!" dengan alasan kepraktisan (dengan kata lain males njahit panjang-panjang ><).
Selesaaai deeh!! ^3^)/

Tinggal memasukkan kosmetik basic: pembersih, astringet, pelembab, bedak tabur dan spons-nya. Dan siap dimanfaatkan.

Sayangnya, bahan styrofoam rentan pecah. Jadi sekalipun portabel (bisa ditenteng kemana-mana) cuPouch ini tidak mungkin dibawa bepergian dalam satu tas bersama perlengkapan lain. Kalau mau dibawa, lepas dulu si cup dari si pouch sebelum dimasukkan tas. Namanya bukan cuPouch lagi deh, hehe

Smangat mencobaa!! Semangat go green!! ^^

0 komentar:

Posting Komentar