Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Senin, 30 Juli 2018

Misi Penyelamatan Pak Tigan



Pertama, sampaikan pijakan sebelum main. Apa saja yang harus anak persiapkan sebelum bermain. Sampaikan juga bahwa anak harus menyelesaikan mainnya hingga membereskan alat bahan yang dipakai

Kedua, pijakan selama main. Berhubung kakak belum bisa membaca instruksi tertulis, saya menyediakan form pengamatan berupa gambar sambil menyampaikan apa saja yang akan dilakukannya



Terakhir, pijakan setelah main. Anak mengisi form laporan dan membereskan mainannya

Minggu, 29 Juli 2018

Berhitung untuk Anak 5 Tahun



Matematika pernah menjadi pelajaran "menyeramkan" bagi saya ketika sekolah. Meski nilai matematika saya jarang jeblok (sekali dua kali pernah, sih) tetapi predikatnya sebagai mapel momok masih berlanjut bahkan hingga saya di sekolah tinggi.
Tak bisa dipungkiri, pengalaman belajar sejak usia dini akan memengaruhi bagaimana cara pandang anak di kala dewasa.
Tentunya peran orang tua dalam menyediakan suasana belajar kondusif untuk anak usia dini bisa menjadi faktor penting yang membantu kegiatan belajar anak.
Cara menyenangkan dalam belajar matematika khususnya berhitung untuk anak 5 tahun dapat diupayakan sebagai berikut:
1. Memastikan bahwa anak sudah mengenal simbol angka
2. Menggunakan metode yang bervariasi

Senin, 16 Juli 2018

Karena Aku Ibu, Maka Aku Menulis

Ada yang bilang ibu itu bergelar M.Si., Master Segala ilmu. Di banyak sisi, itu benar sekali.
Bahkan wanita yang tidak mampu ini itu, ketika gelarnya berganti menjadi "istri" dan "ibu" pasti berusaha sekuat tenaga untuk menguasai ilmu-ilmu yang menunjang profesinya.

Dan berbagai tantangan (baca: rintangan) pastinya dialami semua ibu.

Tak jarang, tantangan itu menguras kesabaran dan kesadaran (baca: kewarasan). Karenanya, "me time" mutlak dibutuhkan setiap ibu.
Ada beraneka macam me time bagi ibu. Bagi saya, menulis salah satunya.

Menulis bisa mengurai kekusutan di kepala, dan kepenatan di hati. Tanpa mengesampingkan hubungan dengan Allah ya tentunya...

Tak jarang, menulis membantu saya menghadapi polah tingkah anak-anak. Memandang mereka lebih positif, dan menemukan kebaikan-keutamaan mereka yang sulit saya dapatkan dari interaksi harian semata.

Minggu, 16 April 2017

TSAQIFA, 5x Pertemuan bisa Baca Al Qur'an

🌷Anda ingin mengajarkan membaca Al-Qur’an dalam waktu yang singkat?

🌷Anda ingin mengajarkan membaca Al-Qur’an secara sistematis?

🌷Ingin anak didik anda belajar membaca Al-Qur’an dengan menyenangkan?

*SAUDARA MUSLIM UPDATE DAN UMMAH CARE*
🌟🌟🌟 *_PRESENT_* 🌟🌟🌟

📖📖📖📖📖📖📖

Training for Trainer membaca Al-Qur’an dengan metode *”TSAQIFA”*
*_(Sebuah metode yang efektif dan menyenangkan karena hanya dalam 5x pertemuan bisa membaca Al-Qur’an)_*

Bersama
👳🏻 *Ust. Umar Taqwim (Penemu Metode Tsaqifa)*

🗓 Hari/Tgl : *Ahad/30 April 2017*

⏰ Waktu : *Pukul 08.00-Selesai*

🕌 Tempat : *Masjid Ash Shirath (Jl. Mayjend. Sutoyo, belakang gedung Taman Sari Karanganyar, Jawa Tengah)*
http://goo.gl/maps/PtMs9 (denah lokasi via google maps)

💰 Kontribusi : *50.000*
Bayar di tempat atau transfer
via *BRI a.n Sri Lestari 6879-01-016580-53-4*

🛍 Fasilitas :
🔹Ilmu
🔹Modul tsaqifa
🔹Modul mengajar
🔹Sertifikat
🔹Snack 2x
🔹Makan siang

‼ *Daftar segera yuuk, peserta terbatas!!!*

📲 CP :
Alif Rahmat :
*0815-4268-1718 (Ikhwan)*
Bunda Handz :
*0857-0207-3241 (Akhwat)*

📝 Format pendaftaran :
*Nama_L/P_Umur_Alamat_No. Hp/WA*

🎊 Organized By :
*Saudara Muslim Update (SAMU)*

💡 Supported By :
- Ummah Care
- Q-rana Muslimah Style
- Aflaha Store
- Yaziidu collection
- Ameera Moslem Stylish
- Warung Amanah Gawok
- Baitul Mal FKAM
- Griya Busana Ara Naura
- Teh Sepeda Balap
- Penerbit Zam Zam
- Penerbit Aqwam
- RDS FM
- Solo Peduli
- YDSUI
- Lazis UNS
- Apotek Kebakkramat
- Fotocopy Hijrah Gonilan

Sabtu, 11 Maret 2017

M.A.A.F

Rasa syukur mendalam, hati yang meletup-letup, rasa yang hangat penuh nikmat.

"Maafin kakak ya, dhek... sudah marah-marahin adek," polos suara si Sulung dalam rengkuhan lengan kiriku. Di lengan kanan, si adik mengangguk-angguk kala jemariku menyasar gemas pipinya yang penuh.
"Kakak tadi marahin adek?", tanyaku.
"He'em," jawabnya lugas, "tadi lho..."

Dan si sulung menceritakan ulang, bersamaan memoriku menjamah kejadian tadi siang.

Aku yang terbaring di kasur, semu-nya ingin tidur atau sebatas merem demi mengganti jam malam yang tergadai di depan laptop. Dan duo-H kembali dari bermain yang singkatyang kusyukuri karena aku tak bisa mendampingidengan tangan dan baju berselimut pasir.
Huhu, si sulung, segera berganti baju dan bebersih sebisanya. Namun Hihi, gadisku yang perkasa, datang menemuiku dengan wajah bulat terpanggang mentari, berbedak pasir di sana-sini.

Aku pun melempar tanggung jawab,"Kakak... tolong bantu adik cuci tangan dan kaki."

Huhu pun dengan ringannya menggandeng adiknya, yang juga menurut begitu saja dengan rukunnya.

Hingga tak lama berselang, jeritan khas si sulung menggema. Diikuti jeritan adiknya yang kemudian menggelegarkan tangis.

Tergopoh, sambil menyesuaikan pandang yang gelap-terang, kususul ke kamar mandi. Huhu bergegas keluar, lari ke kamar dan membanting-tutup pintu. Segera kutenangkan Hihi yang kuyup dari pucuk kepala.
Rupanya Huhu marah karena adiknya ngeyel mencelupkan tangan ke ember air. Dia ingin menyiram tangan adiknya, agar ember dan isinya tak ikut kotor. Karena tak tahan, disiramlah si adik dari kepala... dan seterusnya.

Alhamdulillaah, bisa kutahan lisan yang biasanya kacau ini dari tuduhan dan suara keras.
"Oh... adik tadi mau masukkan tangan ke ember ya, Kak?" Tanyaku di luar pintu kamarnya.
"He'em," pintu terbuka diikuti wajah balitaku yang berkerut-kerut jengkel, "nanti airnya ikut kotor." ulangnya mengikuti 'doktrin'ku selama ini. Dan sayangnya aku lupa😭, apakah aku sudah berterima kasih pada Huhu atas upayanya membantuku. Ataukah mengucap maaf karena 'merepotkannya' dengan keperluan si batita.

Dan di sinilah aku sekarang. Mendengarnya mengulas maaf pada adiknya yang belum sempurna pemahamannya. Memeluknya dengan segudang terima kasih dan maaf yang bahkan tak sanggup kusuarakan.

"Maaf," aku bersyukur telah memaksa diri dan suami mengucapkannya kala kami memang bersalah pada anak. Dengan menggigit bibir, dengan menekan rasa, karna nyatanya ego kami sebagai orang tua 'yang ingin selalu dibenarkan' cukup kuat bertahta.
Aku bersyukur, karena maaf yang tak seberapa tulus itu ternyata dicontohnya juga. Oleh pendekar cilik-ku yang belum lulus balita.

Ya Allah... mudahkanlah kami berbuat baik. Yang dengannya menjadi teladan yang layak bagi putra-putri yang kami _gadang_ menjadi pewaris penegakan dienMu. Aamiin...

Sabtu, 27 Agustus 2016

Putraku, Negarawan Muslim

Di antara situasi berikut, mana yang paling sering kita alami?

1. Saat anak selesai bermain dan kita memintanya membereskan mainan, ia berkata "Aku masih mau main ini, kok."
2. Saat tiba waktunya mandi, anak justru mengambil piring dan minta makan
3. Saat tiba waktunya makan, anak justru merengek minta camilan
4. Saat ke toko untuk membeli sepatu, anak menenteng mainan dan tidak ingin melepaskannya kecuali kita mau membelikannya
5. Saat kita sedang berada pada suatu acara, anak kita menangis keras mengajak pulang tanpa bisa ditawar

Jika kita pernah mengalami semuanya dengan frekuensi setara, mari bersyukur dan ucapkan pada diri sendiri, "Selamat! Kelak anakmu akan  menjadi negarawan tangguh!"

Betapa tidak? Poin-poin di atas menunjukkan bahwa anak kita adalah negosiator handal. Teguh memegang keinginan, dan pantang menyerah. Konsisten dengan prinsip dan selalu mencari cara agar 'menang'. Bahkan beberapa kali bisa bersikap manipulatif dan memegang kendali.

Alhamdulillaah 'alaa kulli haal.
Semua perilaku tadi akan menghasilkan pribadi yang arogan jika kita sebagai orang tua tidak mengarahkannya kepada perilaku yang beradab. Sebaliknya, jika kita membersamai anak-anak dan mengarahkan perilaku gigihnya secara positif sesuai adab dan akhlaq yang baik, insyaaAllah kelak mereka akan menjadi negarawan muslim yang berguna bagi agamanya. Aamiin.
Jadi, apa saja yang perlu kita lakukan untuk mengarahkan anak yang jago negosiasi menjadi anak berakhlaq baik?

1. Niatkan ikhlas
Anak adalah amanah dari Allah. Maka sudah sepantasnya jika kita meminta petunjukNya dalam mendidik anak-anak. Dan memohon pertolongan padaNya untuk setiap kesulitan yang kita temui

2. Bicarakan dengan Anak
Meski balita belum memiliki nalar yang sempurna, yakinlah bahwa ia sangat cerdas untuk bisa memahami harapan kita. Biasakanlah menyampaikan maksud tujuan kita ketika meminta anak melakukan sesuatu. Hal ini akan mendorong anak untuk berpikir dan memutuskan.

3. Beri Waktu untuk Berpindah (Transisi)
Balita memiliki rentang fokus yang singkat. Namun, ketika ia sedang fokus pada hal yang dikerjakannya, ia akan menutup diri dari dunia di luar dirinya. Memberitahukannya batasan waktu, akan membuatnya menentukan kapan ia akan berpindah dari aktivitas satu ke aktivitas lain. Hal ini akan membuatnya beralih kegiatan secara natural tanpa merasa dipaksa dan diburu-buru.

Misalnya, "Kakak, Umi hitung sampai 5 Kakak sudah ke kamar mandi ya..!"
akan lebih berfungsi daripada mengatakan, "Kakak, ayo mandi sekarang. Sudah sore."

"Sekarang jam setengah enam. Kakak boleh bermain sepuluh menit lagi, dan pulang sebelum adzan maghrib." akan membuatnya lebih mudah diajak pulang daripada berkata, "Kakak... ayo pulang, sebentar lagi Maghrib."

4. Konsisten
Jika kita sudah mengatakan "Kakak boleh makan camilan setelah makan nasi." maka kita harus memegang teguh dan melaksanakan apa yang kita katakan. Kuatkan hati, jangan goyah ketika anak mulai merengek, menangis, atau bahkan tantrum. Konsisten terasa sulit dikerjakan saat ini, namun yakinlah bahwa manfaatnya di masa mendatang sangat berguna, baik bagi anak ataupun bagi kita orangtuanya.

5. Apresiasi setiap Perbuatan Positif
"Alhamdulillaah, Kakak bisa bekerja sama. Terima kasih ya Kak, sudah pulang tepat waktu. Kakak jadi bisa persiapan shalat Maghrib bersama abi."
Perlu dicatat, untuk mengapresiasi perbuatannya secara spesifik, bukan sekedar mengatakan "Kamu hebat!" Atau "Kamu pintar!"

6. Rayakan bersama
Ketika anak mau bersabar untuk tidak merengek selama kita mengikuti suatu acara, dan kita bisa melalui masa menegangkan selama negosiasi dengan anak, belilah es krim dalam perjalanan pulang. Dan katakan pada anak, "Jazaakumullah khairan ya Kak, sudah bersikap sopan. Semoga selanjutnya Kakak bisa selalu bersikap sopan. Ini hadiah untuk kakak."